1. Nggak berantakan
Manual scrapbooking membuat kita harus menggunting banyak foto lalu merekatkannya beserta tambahan elemen lainnya. Pada akhirnya semua sisa bahan akan tergeletak berserakan. Paling males kalau udah cape buat layout, eh masih harus beres-beres! Ya nyapu lah... ya naruh kembali bahan yang nggak terpakai di tempatnya-lah....ya ngangkut sisa-sisa bahan ke keranjang sampah-lah. Apalagi kalau di tengah asyiknya bekerja, terus ada keadaan darurat (misalnya tikus datang and ngegondol ikan di meja makan) dan harus ditinggal dalam keadaan belum selesai. Wah, berantakannya bisa berhari-hari tuh.... bikin rumah jadi nggak enak dilihat!
Dengan digi-scrap, nggak masalah kalau layout belum kelar terus harus ditinggal. Tinggal di-save dan dilanjutkan nanti. Nggak bakan ada barang yang hilang karena ditaruh sembarangan. Plus, nggak usah repot-repot bebersih. Tinggak pencet tombol save dan matikan komputer. So simple kan.....
2. Nggak usah punya tempat khusus untuk menyimpan bahan-bahan scrapbooking
Addicted manual scrapbooker pasti suka ngoleksi berbagai jenis kertas dan elemen penghiasnya. Seringkali, belum sempat dipakai... eh udah shopping lagi karena ngiler lihat barang bagus di toko. Jadilah menumpuk semua itu bahan. Harus punya lemari atau storage untuk menyimpan semua itu kan? Nah, kalo rumahnya kebetulan apartmen studio yang tidur aja untel-untelan, bisa jadi masalah deh.... Mau ditaruh di mana semua “harta” itu, coba?
Dengan digi-scrap, semua kertas dan elemen tersimpan rapi di folder komputer, Ukurannya pun relatif kecil sehingga tidak memerlukan tempat penyimpanan khusus.
3. Nggak usah takut salah dan boros bahan.
Pernah nggak sih ngalamin pas lagi asyik ngegunting foto, ngelamun dikit... eh nggak sengaja kepotong deh bagian yang penting! Sebelnya... harus ngulang dari awal lagi deh, hiks... Terpaksa nyetak/ngeprint foto lagi.... Capek deh! Dengan digi scrap, no worries.... ada tombol UNDO yang jadi sahabat baik kita. Sip kan?
4. Bisa scrapbooking di mana aja.
Kalau kamu punya laptop, digital scrapbooking bisa dilakukan di mana saja. Buat ibu RT yang tiap hari antar jemput anaknya, sambil nunggu bisa buka laptop dan ngulik layout (daripada bengong J). Buat yang ngantor, sambil nunggu waktu pulang bisa nyelesaiin layout plus upload ke internet. Jadi nggak perlu tempat dan waktu khusus di rumah...
5. Lebih hemat bahan dan waktu.
Satu kit digi-scrap harganya nggak mahal kok, sekitar $1 - $10. Bahkan banyak juga kit yang gratis lho, kalau rajin nyari di internet! Udah lengkap ada kertas, elemen, alpha bahkan kadang-kadang dilengkapi word bit, cluster, template and pernak-pernik tambahan lainnya. Kita bisa pakai berulang kali untuk menciptakan layout yang berbeda. Terus kita bisa juga merubah warna elemennya sesuai keinginan. Bandingkan dengan manual scrap di mana satu macam kertas atau elemen nggak bisa dipakai berulangkali. Plus, nggak bisa diubah warnanya lagi. Kalau warna elemennya nggak matching sama kertas atau fotonya, harus beli lagi. Boros uang dan waktu kan?
6. Bisa coba berbagai efek layout (dari mulai shadowing, clustering, blending, extracting) dan photo retouching yang keren untuk menghasilkan karya yang artistik.
Digi scrap memungkinkan kita mengubah tampilan foto yang sederhana jadi wah... Banyak efek yang bisa dicoba. Mau mengubah foto berwarna jadi hitam putih atau sepia? Mau menambah makeup pada wajah yang polos atau merubah warna mata jadi biru? Mau memotong foto sesuai dengan bentuk frame yang unik? Mau mengubah ukuran foto? Mau ngasih efek tekstur pada foto? Atau foto kamu kurang bagus kualitasnya, gambarnya kabur, terlalu terang/gelap, mata merah? Tenang aja.... semua BISA di-retouch untuk menghasilkan layout yang spektakuler. Ditanggung bakal ketagihan ngulik foto deh...
7. Ramah lingkungan.
Nggak ada kertas/elemen/foto yang terbuang, kita bisa jadi sahabat pohon deh... Dengan digi scrap kita bisa REUSE dan RECYCLE kit berulang kali sesuai kreatifitas kita.
8. Gampang untuk dipamerin ke sanak saudara maupun kenalanmu.
Zaman dulu, nenek kita kalau arisan suka memamerkan koleksi scrapbookingnya yang tebal dan beralbum-album pada tamu sambil ber-aaaah, oooh.... Hehehe.... Sekarang, masa mau nunggu arisan atau lebaran baru bisa mamerin layout? Terus, berat juga ya kalau tiap kali kudu angkut-angkut album yang berat. Harus ekstra hati-hati biar nggak kena air atau kegencet, pula. Beralihlah ke digi-scrap... tinggal upload layout kita ke FB atau galeri digi scrap dan seluruh dunia bisa melihatnya. Kalau tetap pengen punya album yang real, kan bisa dicetak dan ditaruh di album foto biasa?
9. Gampang membuat salinannya.
Ibu mertua pengen pengen dibuatin layout yang persis sama buat obat kangen cucu? Waduh, buat traditional scraper nggak gampang lho untuk menduplikasi layout supaya sama persis dengan aslinya. Apalagi kalau desain layoutnya rumit dengan berbagai kombinasi elemen kecil-kecil. Digi scraper tinggal pakai satu jari... Tekan tombol copy dan kirim lewat email. Atau bisa juga di-burn ke CD atau di-print dan kirim lewat pos. Banyak pilihan, super cepat dan nggak ribet....
10. Bisa dikombinasikan dengan manual scrapbooking untuk menghasilkan efek 3D.
Hybrid scrapbooking adalah kombinasi manual dengan digital scrapbooking. Jadi kita desain dulu secara digital, lalu di-print dan kita hiasi dengan tambahan elemen 3D seperti pita, kancing dll untuk mendapatkan kreasi yang unik.
Cool tips, Mb Nadia. Satu hal yg membuat saya masih setia jd traditional scrapper adl masih blm bisa banyak ttg photoshop dkk. Hihihi. *nyengir kuda*
ReplyDelete